Terang Bulan, Harga Ikan Laut di Kendari Melambung

Indosultra.com, Kendari – Gelombang tinggi di pesisir Sulawesi Tenggara (Sultra)mulai menyusut. Kendati demikian, berdasarkan hasil pantauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk hari Selasa, (31/102023) terpantu cerah berawan dan peringatan dini gelombang tinggi nihil.

“Adapun suhu udara antara 23 – 34°C, Kelembaban udara antara 50 – 95% dan Kecepatan angin Timur – Selatan / 2 – 20 km/jam, “jelas Prakirawam Stasiun Meteorologi Maritim Kendari dalam rilisnya, Selasa (31/10/2023).

Meski cuaca terpantau baik dan gelombang kian menyusut, harga ikan masih juga mahal. Hal ini bukan karena nelayan yang enggan melaut. Melainkan karena musim.

“Sudah waktunya padhangan (terang bulan), jadi ikannya tidak naik ke permukaan,” kata Ririn, salah satu pedagang ikan di Pelelangan Kendari.

Jika musim padhangan atau keadaan terang bulan seperti sekarang, nelayan harus melaut lebih ke tengah untuk mendapatkan ikan lebih banyak. Atau jika tidak, mendapatkan ikan jenis lain. Misalnya saja kerapu. “Sudah lama susah ikan, terang bulan kasian, sulit dapat ikan sekarang,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, untuk harga ikan yang biasanya dibanderol dengan harga Rp15 hingga 20 ribu ribu ketika pelelangan ikan. Namun sekarang, rata-rata berkisar Rp25 ribu sampai Rp45. Harga jual ke konsumen meningkat lagi, menjadi sekitar Rp10 ribu dan 15 ribu. “Mahal ikan, di pelelangan ikan saja sudah mahal,” keluhnya.

Dari pantauan awak media beberapa ikan yang mulai naik sekarang yaitu Ikan Cakalang saat ini diharga Rp25 ribu per kilogram, Lajang kecil Rp35 ribu, Katombo Rp45 ribu, Bete-bete Rp25 ribu, Baronang Rp60 ribu, malajang Rp35 ribu, Kakap Merah Rp60 ribu, Ikan Putih Rp60 ribu dan Dongkrak Kuning Rp60 ribu.

Untuk diketahui Pasar Pelelangan Kendari merupakan pusat ikan laut dengan harga murah. Biasanya, digunakan para pedagang ikan eceran untuk mencari ikan dan menjualnya kembali di daerah lain. Harga per kilogram biasanya selisih sekitar Rp5 ribu hingga Rp15 ribu jika dibanding dengan di pasar tradisional.

Laporan : Ramadhan

Koran indosultraKoran indosultra