Indosultra.com, Kendari – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Kepala Dinas (Kadis) Ketahananan Pangan Sultra, Ari Siswanto
menyampaikan Sultra masuk urutan ke-2 daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 3,46 persen. Gerakan pasar murah akan digencarkan.
“Bahwa kondisi inflasi saat ini di Sulawesi Tenggara berada di angka 3,46 persen atau Year on Year dan kondisi inflasi kita masuk di nomor urut 2 secara nasional dari 10 provinsi yang masuk inflasi tertinggi di Indonesia, sehingga perlu menjadi perhatian kita bersama untuk penanganan inflasi di Sultra,”ungkap Ari Siswanto, dalam keterangan resminya melalui rakor virtual di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, Selasa, (3/10/2023) kemarin.
Lebih lanjut ia menjelaskan saat ini upaya pemerintah tidak akan berhenti dalam pengendalian inflasi di Sultra, sehingga perlu adanya upaya yakni Pertama bantuan cadangan pangan pemerintah yang telah kita salurkan bulan September sudah 100 persen, Kedua dinas ketahanan pangan melakukan rapat koordinasi terkait Stabilisasi pasokan dan harga pangan bersama seluruh kadis Kabupaten/Kota untuk memetakan dan merumuskan agar program sigap SPHP.
“Siap jaga harga pasar melalui program stabilisasi harga beras dan ketersediaan pasar dan Ketiga sesuai perintah Presiden agar setiap pekan, setiap minggun sampai dengan Desember 2023 melaksanakan gerakan pangan murah,”terangnya.
Sebelumnya, Irjen Kemendagri Tomsi Tohir menerangkan, adapun 10 daerah dengan tingkat inflasi yang cukup tinggi di Indonesia saat ini yakni Provinsi Bangka Belitung dengan inflasi tertinggi 3,55 persen, Sultra 3,46 persen, Malut 3,34 persen. Selanjutnya DI Yogyakarta 3,30 persen, Maluku 3,1 persen, Kaltim 3,07 persen, Jatim 3,01 persen, Kalsel 2,72 persen, Pabar 2,69 persen dan Jateng 2,49 persen
Sedangkan 10 provinsi yang angka inflasinya rendah di Indonesia yakni Gorontalo, Sulut, Sulbar, Papua, Jambi, Aceh, Kalteng, DKI Jakarta, Sumbar dan Riau. ‘’Bagi daerah yang angkah inflasinya masih tinggi tolong ini menjadi perhatian kita semua terutama yang di 10 Provinsi yang inflasinya masih tinggi saat ini’’ ungkapnya
Kemudian, dengan kehadiran kita pada acara ini inflasi di Indonesia, dapat betul-betul diupayakan agar dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data paparan Irjen Kemendagri tersebut, saat ini angka inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 3,46 persen yang dipantau oleh dua kota yakni Kendari 3,30 persen dan Baubau 3,92 persen. Dengan demikian, Provinsi Sultra termaksud daerah dengan inflasi tertinggi di Indonesia dengan urutan kedua.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik terkait indeks perkembangan harga di minggu ke-4 september 2023 bahwa secara nasional, jumlah Kab/Kota yang mengalami kenaikan IPH naik 2 persen dari minggu sebelumnya.
“Komoditas penyumbang kenaikan IPH tertinggi minggu ke-4 September yakni Beras, udang basah, daging ayam ras dan minyak goreng. Perkembangan harga beras sampai dengan M4 September 2023 belum terlihat tanda-tanda penurunan dan masih terus mengalami kenaikan dan untuk 175 Kab/Kota mengalami kenaikan harga beras yang cukup signifikan,”paparnya.
Dikatakan bahwa inflasi September 2023 terjadi inflasi bulan ke bulan yakni sebesar 0,19 persen, inflasi tahun ke tahun sebesar 2,28 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 1,63 persen. Inflasi September 2023 menurut wilayah (m-to-m), terjadi di 73 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi dan yang mengalami inflasi tertinggi diprovinsi Sulawesi yakni Kota Kendari sebesar 0,38 persen dan Baubau 0,28 persen.
Ia menambahkan komoditas utama penyebab inflasi September 2023 secara (month-to-month) yakni beras, bensin,biaya pulsa ponsel, uang kuliah akademik, rokok kretek filter dan komoditas kelompok volatile foods penyumbang utama inflasi yakni beras, daging sapi, wortel, gula pasir dan ketimun.
“Tekanan beras menjadi pendorong pertama inflasi di tingkat konsumen, dimana inflasi bulan ke bulan yakni beras 5,61 persen dan memberikan andil kepada inflasi bulan ke bulan 0,18 persen artinya inflasi beras bulan ke bulan September 2023 ini adalah yang tertinggi sejak februari 2018. Kenaikan harga beras disebabkan berkurangnya pasokan akibat kemarau berkepanjangan dan penurunan produksi karena efek El-Nino,”bebernya.
Laporan: Ramadhan
Leave a Reply