Indosultra.com, Kendari – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan data fluktuatif perubahan suhu udara terus meningkat di Kendari. Dari data tahun 1998 sampai 2022, kenaikan suhu udara tahunan berkisar rata-rata 27,0 derajat celsius dan suhu udara maksimum capai 31,7 derajat celsius.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie, menjelaskan dari peningkatan suhu yang terjadi harus dicermati bahwa untuk wilayah Kota Kendari dan sekitarnya dilihat dari suhu maksimum yang terjadi pada siang hari selama tiga tahun terakhir, yaitu 2018 – 2020 tercatat lebih tinggi sekitar 1 – 2 derajat celsius, dibandingkan dengan rata-rata suhu udara maksimum.
“Sedangkan suhu udara maksimumnya rata-rata untuk wilayah kota Kendari dan sekitarnya, ada sekitar 31,7 derajat celsius. Nah tahun terakhir itu terdapat lonjakan yang signifikan 2018, 2018 kita mencatat suhu maksimum rata-ratanya, untuk wilayah Kota Kendari dan sekitarnya itu adalah sekitar 33,3 derajat celsius, jadi hampir satu setengah derajat kalau misalkan kita lihat peningkatan 1 sampa 2 derajat peningkatan suhu maksimumnya,”
kata Faizal Habibie kepada Indosultra.com diwawancarai via telpon, Jumat (23/9/2022).
Hal tersebut, lanjutnya, bersamaan dengan penurunan suhu udara yang terjadi pada malam hari, pada 2018 hingga tahun 2020 masih di bawah rata-rata dengan catatan tahunan berkisar 23,5 derajat celsius sedangkan tiga tahun terakhir suhunya di bawah 23 derajat celsius, sehingga suhu udara dirasakan lebih dingin pada malam hari dan di siang hari lebih panas. Sehingga melihat nilai rata-rata dari pembagian nilai tengah kenaikan dan penurunan suhu, dirinya mengatakan masih normal jika ada kenaikan sebesar 0,1 derajat.
“Yang kita perlu lihat sekarang, terakhir tahun 2021 itu memang untuk suhu udara rata-rata ada kenaikan sebesar 0,1 derajat dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Sedangkan untuk suhu maksimum 2021 terakhir kita catat, 33,1 artinya ada kenaikan sekitar 1,4 jadi lebih panas,” ujarnya.
Perubahan suhu dari tahun 2018 hingga 2022 telah terjadi peningkatan suhu udara, pada siang dan malam hari sehingga masyarakat akan merasakan siang hari lebih panas dan malam hari akan lebih dingin sehingga mengakibatkan aktivitas manusia akan migitasi dirinya.
“Jadi, kalau misalkan lebih panas dan dengan suhu rata-rata maksimumnya apa yang dilakukan untuk mengurangi efek dari suhu maksimum dari suhu rata-rata yaitu lebih sering minum dan pada malam hari jangan terlalu banyak begadang,”terangnya.
Ia menambahkan bahwa peningkatan suhu udara tidak bisa diprediksi, sebab datangnya bersamaan El Nino dan faktor global, dan banyaknya aktivitas manusia, sehingga Faizal tak dapat menafikan jika suhu udara di Kota Kendari akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah aktivitasnya yang makin tinggi.
” Namun rentang terjadinya itu di kisaran pukul 12.00 – 02.22 siang. Sehingga diharapkan masyarakat untuk berwaspada jika beraktivitas di luar rumah, sebab direntang jam tersebut suhu maksimum terjadi,”tukasnya. (b)
Laporan : Ramadhan
Leave a Reply