Indosultra.com, Kendari –Sudah setahun pandemi Covid-19, membuat banyak mata pencarian masyarakat diberbagai sektor menjadi terganggu. Bahkan, berimbas besar terhadap pendapatan mereka.
Seperti yang terjadi pada para penjual bunga makam yang berjualan diwilayah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dari hasil penulusran awak media Indosultra.Com di TPU Kendari, Sabtu (20/2/2021), terlihat sepi dari peziarah seiring dengan adanya imbauan pemerintah dalam upaya menangani wabah covid-19 atau virus corona yang semakin meluas. Serta, imbauan agar masyarakat menerapkan social distancing atau pembatasan sosial, di tengah pandemi Covid-19.
Kea (26), seorang pedagang kembang dikawasan itu mengatakan, pandemi covid-19 setahun ini sangat membawa dampak besar terhadap pemasukan mereka tiap harinya.
Bahkan kadangkala, kata Kea, jualan yang dijajakan sama sekali tidak ada yang laku. Hal itu dikarenakan kurangnya peziara yang datang, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sementara, sebagian besar kebutuhan hidupnya bersama keluarga dan juga para pedagang lainnya menggantung pada hasil dari jualan bunga dan air botol untuk para peziara kubur.
“Selama ada covid ini, pendapatan kami sangat berbeda sekali dengan tahun sebelumnya, sudah tidak menentu lagi. Kadang tidak ada sama sekali, apalagi sebagian besar kami di sini mata penacariannya jualan air botol dan bunga makam,”ungkapnya.
Hal yang sama juga di ungkapkan Suhana (26). Ia mengutarakan, agar pihak pemerintah memberikan perhatian kepada mereka dan memberikan sentuhan bantuan walaupun sedikit.
Paling tidak, kata Suhana, bisa sedikit meringankan beban kebutuhan hidup sehari-hari. Sebab, kalau mengandalkan pendapatan dari pekerjaan mereka di era covid saat ini sangat sulit sekali.
“Kalau bisa kasian kita di kasih bantuan dari pemerintah, jangan mi banyak-banyak cukup bantu saja kami untuk kebutuhan hidup sehari-hari, terutama makanan. Karena kalau kita mau mengandalkan pekerjaan saat ini tidak akan cukup, apalagi pendapatan tidak menentu” tambahnya.
Saat ini mereka hanya mengandalkan keberuntungan tiap harinya dari para peziara, atau hari-hari raya seperti puasa dan lebaran. Karena hanya di suasana seperti itu mereka bisa mendapatkan uang lebih dari berdagang bunga dan air botol ziara.**(IS).
Laporan : Ramadhan
Leave a Reply