Indosultra.Com, Konawe Utara – Peraturan Daerah (Perda) tentang hewan ternak di Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Penertiban Ternak “Mandul” atau kata lain tak bisa lahirkan aksi penindakan tegas dari Pemerintah Konawe Utara (Konut) melalui dinas terkait.
Sejak bertahun-tahun perda tersebut disahkan, namun tak ada penegakan dari pihak dinas berwenang dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan, di back up Satpol PP.
Lemahnya penegakan perda tersebut, di ikuti maraknya hewan ternak yang berkeliaran di jalan umum, hingga tak sedikit menimbulkan korban jiwa.
Kembali terjadi, di Kecamatan Sawa seorang warga harus kehilangan nyawa akibat menabrak sapi saat sedang bepergian usai melakukan buka puasa.
Saat mengendarai sepeda motor tiba-tiba muncul seekor sapi di tengah jalan. Karena tak terhindar kan warga tersebut menabraknya, dan terpental ke aspal, kondisi kritis dan tak lama kemudian meninggal dunia.
Kejadian itu, langsung di unggah di Media Sosial Medsos oleh warga sekitar, dan mendapat sorotan keras dari para natizen ke pemerintah atas lemahnya penegakan perda.
“Tangkap saja itu sapi semua. Sudah banyak korbannya. Tidak perhatian pemiliknya, tidak tau sudah banyak korban nyawa. Perda tinggal Perda, tidak ada juga Sanski, inimi akibatnya tolong pihak berwenang menindak lanjuti perda yang sudah berulang ulang dikeluarkan,”tulis Yohana Satar di akun Facebook menangapi kejadian itu.
Ditempat lain, kejadian kecelakaan disebabkan hewan ternak berkeliaran di jalan juga terjadi di wilayah Kecamatan Oheo.
Dari keterangan yang diperoleh awak Media INDOSULTRA.Com menjelaskan, sekitar pukul 13.00 wita tim Medis Puskesmas Hialu merujuk pasien mengunakan ambulance Dt 9116 M ke BLUD Konut.
Saat balik kembali ke tempat tugas, di Kecamatan Oheo Desa Laronoha, sekira pukul 04:35 mobil yang dikemudikan tim medis PKM Hialu ini menabrak sapi yang tiba-tiba lari masuk ke badan jalan.
Kejadian itu membuat mobil ambulance bagian depan rusak parah, dan harus diderek menggunakan mobil tronton. Sementara pada petugas medis trauma dan shock atas kejadian itu.
“Kami sudah hindari induknya tapi tiba-tiba melompat ikut anaknya menyebrang, jdi sya tidak bisa hindari, saya tabrak mi. Kalau saya banting stir mobil yang terbalik. Kami didalam mobil bisa-bisa ada yang mati,”ungkap Uli staf petugas PKM Hialu dikonfirmasi.
Peristiwa itu tentu akan memperhambat sistem transportasi pelayanan kesehatan di PKM Hialu, sebab kendaraan untuk mengangkut pasien rusak tak bisa di gunakan.
“Untuk masyarakat bagi yang punya hewan ternak tolong lah di kandangkan jangan di biarkan berkeliaran di jalan raya, supaya tidak ada lagi korban karena kalau begini tidak ada yang mau tangung jawab,”ucapnya dengan nada kesal.
Maraknya hewan ternak berkeliaran di dijalan juga menimbulkan kerusakan pada lingkungan masyarakat dan banyaknya kotoran hewan berserakan di jalan umu, tempat umum, bahkan sampai di perkantoran bupati.***
Laporan: Jefri