Pembina Atlet Sepatu Roda Menyayangkan Atlet Berprestasi Tidak Ikut di Ajang PON

Indosultra.com,Kendari – Pembina atlet sepatu roda di kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyayangkan sikap pengurus provinsi (Pengprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang memilih tidak mengikutsertakan atlet yang berprestasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh Herman selaku Pembina Club Rajawali Inline skate saat ditemui sejumlah awak media pada Kamis (18/7/2024) sore.

“Atlet kami saya rasa lebih banyak mewakili daerah dan meraih prestasi di ajang sepatu roda namun anak didik saya dirugikan saat seleksi untuk PON mendatang”, katanya.

Dia menjelaskan bahwa saat dilakukan seleksi, atletnya yang bernama Muhammad Rosan yang telah berprestasi di Pekan Olahraga Daerah tidak diloloskan oleh panitia seleksi tanpa alasan yang pasti dan meloloskan Muhammad Alfi.

“Kalau melihat hasil seleksi, keduanya imbang dalam proses seleksi dari total poin seluruh nomor lomba pada saat seleksi PON imbang, Tetapi untuk nomor lomba 1000 Meter dan 10.000 Meter, Rozaan lebih unggul, yaitu dinomor 1000, mendapatkan poin 2 (perak), dan dinomor 10.000 Meter mendapatkan poin 3 (emas) sementara untuk Alvi di nomor 1000 Meter mendapatkan poin 1 (perunggu), dan dinomor 10.000 Meter mendapatkan poin 2 (perak), sementara di SK yang ditetapkan oleh PengProv, Justru Muh Alvi yang ditetapkan untuk turun didua nomor tersebut pada saat PON, namun ketua pengprov ini mengeluarkan putusan yang tidak adil”, jelasnya.

Menurutnya, keputusan pengprov tersebut sama saja dengan tidak mendukung pembinaan atlet di Sulawesi Tenggara yang mana menghalangi atlet yang berprestasi untuk memberikan yang terbaik untuk daerah.

“Bicara PON, berarti kita harus memiliki atlet yang terbaik. Kalau hanya berdasarkan kemauan saja, untuk apa dilakukan seleksi”, tegasnya.

“Sementara prestasi Rozaan pada PORPROV tahun 2022,memperoleh 3 emas,1 perunggu mewakili kota Kendari, Bekasi open gahun 2023 memperoleh predikat MVP dengan mendapatkan 2 emas, BK PON semarang tahun 2023 memperoleh 2 perak, dan masih banyak lagi perolehan medalinya dievent-event lokal,” bebernya.

Dia menambahkan bahwa olahraga sepatu roda tersebut merupakan olahraga yang terukur. Dimana, sambung dia, untuk melihat kemampuan atlet tidak bisa dimanipulasi oleh siapapun.

“Jadi, hitungan di olahraga sepatu roda itu yang tercepat dan waktu tercepat sampai di garis finish”, jelasnya.

Kendati telah melayangkan protes terhadap pengurus provinsi, Herman mengaku tidak mendapatkan alasan yang pasti dengan pemilihan atlet yang telah dipilih saat seleksi tersebut.

“Waktu saya menemui sekum Koni Sultra, mempertanyakan alasan pemilihan Muhammad Alfi namun tidak ada penjelasan yang detail”, tutupnya.

Sementara itu, Ketua Pengprov Sepatu Roda Sultra yang dikonfirmasi awak media, Rizal mengatakan bahwa saat seleksi, dirinya tak berada di lapangan.

“Waktu seleksi itu, informasi yang sampai ke saya, ada salah satu yang tidak mau dilakukan putaran terakhir untuk menentukan siapa yang mewakili Sultra di pon”, bebernya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat selesai seleksi, dilakukan rapat bersama pihaknya belum menentukan siapa yang akan dipilih untuk mewakili daerah.

“Saat rapat itu, saya menanyakan kepada kedua belah pihak tentang rencana adanya putaran akhir untuk menentukan siapa yang akan dipilih namun tidak ada solusi yang disampaikan oleh pihak terkait”, terangnya.

Meski begitu, kata dia, pihaknya memprioritaskan pihak yang memiliki dan menjunjung tinggi loyalitas terhadap Lembaga.

“Kita butuh orang yang punya etika dan loyalitas. Mau sehebat apapun kalau nda ada itu, akan saya buang dia”, tutupnya.**(IS/B)

Laporan: Krismawan

Koran indosultra
error: Hak cipta dilindungi undang-undang !!