Laporan Kasus Penipuan Ditolak, Warga Kendari Sesalkan Kinerja Polisi

Indosultra.com,Kendari – Korban penipuan di Kota Kendari sesalkan kinerja Polisi. Pasalnya ia mengadu di Polsek Poasia dan Polda Sultra, tetapi aduannya ditolak malah disuruh mencari sendiri barang yang hilang.

Korban bernama Krisna (31) ia bekerja sebagai marketing handphone di Kota Kendari. Tetapi, ia dilanda musibah dan ditipu oleh salah satu customer misterius pada Jumat (7/2/2025).

“Saya ditipu. Ada yang beli handphone sama saya sistem COD. Handphone dia suru saya simpan di resepsionis RSUD Kota Kendari. Tapi uangnya dia suru saya datang ambil di Swiss Bell Hotel, saya komunikasi dengan itu orang lewat WhatsApp,” ujarnya.

Setelah menyimpan handphone di resepsionis RSUD Kota Kendari, Krisna mengendarai sepeda motornya menuju Swiss Bell Hotel. Di sana, ia tidak bertemu dengan pelaku. Bahkan, nomor yang dihubungi tidak pernah direspon. Krisna pun memilih kembali ke resepsionis RSUD Kota Kendari dan ingin mengambil handphone yang disimpan.

Sesampainya di RSUD Kota Kendari Krisna kaget, sebab handphone yang dititip di resepsionis telah diambil oleh salah seorang ojek online atas perintah pelaku.

“Di situ mi saya sadar, ternyata saya ditipu. Itu pelaku dia kendalikan lewat WhatsApp, dia suru Ojol yang ambil,” bebernya.

Merasa tertipu oleh pelaku, Krisna melaporkan kasus tersebut ke Polsek Poasia. Ia menunggu di sana sekitar pukul 11.30 Wita hingga 13.30 Wita. Hampir dua jam menunggu, Krisna ternyata mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan. Aduannya ditolak, dan ia diarahkan untuk melapor ke Polda Sultra.

“Dari sebelum Jumat saya disuruh menunggu. Ujung-ujungnya saya diarahkan ke Polda Sultra. Alasannya itu polisi di Polsek Poasia, tidak bisa dilacak di sana makanya saya ke Polda saja,” tutur Krisna.

Pria asal Konsel itu menuju Mapolda Sultra. Di sana, ia dicecer sejumlah pertanyaan oleh polisi di area penjagaan. Selanjutnya, ia arahkan ke lantai 2 untuk membuat aduan. Sesampainya di lantai 2, Krisna kembali diinterogasi oleh beberapa polisi.

Namun, aduannya ternyata tidak dibuatkan dalam lembaran aduan. Bahkan, Krisna diarahkan oleh polisi di sana untuk berusaha sendiri mencari handphonenya yang dibawa kabur.

“Ada juga kejadian begitu, di dapat handphone di lokasi pengiriman. Makanya aduan ku tidak dibuat, saya disuruh dulu cari sendiri di JNT dan JNE, dan sekeliling,” sesalnya.

Karna tidak mengerti aturan kepolisian, Krisna pun hanya bisa menurut. Ia berkeliling di Kota Kendari dan menyisir tempat-tempat pengiriman barang. Hasilnya nihil, pencarian Krisna tidak membuahkan hasil.

Selanjutnya, Krisna berusaha mencari cara agar laporannya bisa masuk di kepolisian. Untungnya, ia memiliki rekan yang mengenal anggota Buser 77 Satreskrim Polresta Kendari. Melalui rekannya itu, Krisna berkoordinasi langsung dengan anggota Buser 77.

“Ada anak Buser 77 yang temani saya tadi, saya dikasi kenal sama teman ku. Itu anak Buser 77 juga yang arahkan saya untuk melapor di Polresta Kendari, makanya diterima mi aduanku,” paparnya.

Krisna berharap, ada petunjuk yang bisa ditemukan oleh Buser 77 terkait kasus penipuan yang menimpa dirinya. Meskipun demikian, ia mengaku kecewa dengan pelayanan di Polsek Poasia dan Polda Sultra.

“Seharusnya mereka buatkan dulu aduan ku. Masa harus ada yang kita kenal baru mau diproses,” pungkasnya.

Laporan: Krismawan

Koran indosultraKoran indosultra
error: Hak cipta dilindungi undang-undang !!