Indosultra.com, Kendari – Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat deflasi kecil sebesar 0,29 persen pada bulan Agustus 2024. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari Penurunan ini menandai perubahan signifikan dari tren inflasi yang biasa terjadi, memberikan harapan baru bagi daya beli masyarakat.
Hal itu disampaikan Kepala BPS Kota Kendari, Sutriwati, dalam rapat rilis indeks inflasi Bulan Agustus 2024, bersama lingkup pemerintah Kota Kendari dan beberapa perwakilan OPD lingkup Pemkot Kendari di aula kantor Badan Pusat Statistik Kota Kendari, Senin (02/09/2024) kemarin.
Sutriwati melaporkan bahwa pada bulan Agustus 2024, Kota Kendari mengalami deflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,29 persen. Inflasi year-on-year (y-on-y) tercatat sebesar 1,62 persen, dan inflasi year-to-date (y-to-d) sebesar 0,90 persen.
“Penyumbang utama deflasi pada bulan Agustus 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,41 persen,” jelas Sutriwati dalam rilis resminya,Senin (2/9/2024).
Lebih lanjut ia mengungkapkan beberapa komoditas yang menjadi kontributor utama deflasi di bulan Agustus tersebut antara lain ikan layang, bawang merah, beras, terong, tomat, jagung manis, kacang panjang, jagung muda/putren, sawi hijau, dan ikan teri.
“Penurunan harga pada komoditas-komoditas ini menjadi faktor signifikan yang membantu menekan angka inflasi di Kota Kendari, “ungkapnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Kota Kendari, Jahudding, mengingatkan bahwa stabilitas inflasi harus tetap dijaga agar tidak terjadi fluktuasi yang dapat merugikan perekonomian masyarakat.
“Kita harus terus melakukan kolaborasi lintas sektoral dalam rangka mempertahankan angka inflasi di Kota Kendari saat ini yang sudah memperlihatkan angka yang cukup menggembirakan,” ujarnya.
Selanjutnya, Asisten II Setda Kota Kendari Jahudding juga mengungkapkan keprihatinannya terkait potensi kenaikan harga komoditi di bulan September, mengingat adanya tren peningkatan harga pada beberapa komoditi. Kita perlu ada langkah-langkah antisipatif untuk mencegah inflasi yang terlalu tinggi di bulan mendatang.
“Kita harus bersiap menghadapi bulan September, di mana biasanya banyak komoditi mengalami kenaikan harga. Langkah antisipatif harus kita lakukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali,” tambahnya.
Laporan : Ramadhan
Leave a Reply