Indosultra.com, Unaaha – Sejumlah warga yang menamakan dirinya Masyarakat Bondoala Bersatu (Mabes), meminta agar kecamatan Bondoala dikeluarkan dari kesepakatan bersama (MOU) Pemda dan PT VDNI dan OSS dalam hal perekrutan Calon Tenaga Kerja Lokal (CTKL). Hal itu terungkap saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh DPRD kabupaten Konawe bersama unsur pemda dan perwakilan perusahaan tambang yang ada di kecamatan Morosi kabupaten Konawe pada Kamis (4/11/21) siang.
Masyarakat Bondoala merasa kecewa, pasalnya dari 649 usulan CTKL yang dikirimkan ke pemda hanya 2 orang yang lulus menjadi pekerja. ” Hari ini kami minta, kecamatan Bondoala dikeluarkan dari MOU” tegas tokoh masyarakat Bondoala yang enggan disebutkan namanya.
Kabag humas pemda Konawe, Sukri Nur yang hadir dalam RDP itu menjelaskan bahwa pihak pemda sebagai penyedia tenaga kerja hanya melakukan perekrutan ketika ada permintaan dari perusahaan. ” Terkadang data yang dikirimkan ke kami tidak sesuai KTP atau KK, atau mungkin mereka yang dimasukan adalah eks karyawan yang pasti ditolak perusahaan,” jawabnya.
Anggota komisi 2 DPRD Konawe Sudirman, menduga ada oknum pemerintah yang bermain dalam perekrutan CTKL ini, pasalnya persoalan ini sudah berlarut larut. “Kami tekankan, jangan biarkan generasi kita menjadi penonton di negeri sendiri,” tegasnya
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Konawe Dr Ardin yang memimpin rapat meminta kepada pihak perusahaan agar mengakomodir 649 usulan calon tenaga kerja yang menjadi usulan masyarakat Bondoala selama memenuhi syarat.
Pantauan awak media indosultra, sempat terjadi ketegangan antara Masyarakat Bondoala Bersatu dengan Pemda namun RDP yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam itu kembali kondusif dengan diakomodirnya tuntunan Masyarakat Bondoala. (b)
Leave a Reply