Indosultra.com, Unaaha – Jalan poros Lakidende yang berada di kelurahan Arombu dan Kelurahan Rahabangga, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe kembali rusak parah.
Pantauan di lokasi, terdapat banyak lubang yang bisa membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara kendaraan roda dua. Kondisi lubang yang bervariatif, dengan kedalaman kurang lebih 20 – 25 centimeter, tak jarang pengendara mengalami kecelakaan akibat terperosok atau terjungkal ke dalam lubang jalan.
Merasa khawatir, warga setempat memasang tanda di tengah jalan dengan menggunakan batang kayu dan tulisan ” Hati hati lobang terdalam di dunia “.
“Sudah ada sekitar 50 pengendara yang kecelakaan gara gara jalan rusak ini,” ungkap Ferdy (33), warga kelurahan Arombu saat dikonfirmasi di lokasi.
Menurut dia, jalan berlubang ini kerap menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas, dan sudah sangat meresahkan. “Sudah terhitung 6 bulan jalan ini tidak ada perhatian pemerintah, saya sudah pernah timbun bahkan saya semen tapi hancur lagi,” terangnya.
Pelaksana harian Kepala Dinas PU Konawe, Nurjana saat dikonfirmasi membenarkan, rusaknya jalan poros Lakidende tersebut. Ia mengatakan, jalan poros Lakidende itu merupakan jalan kabupaten, secara teknis beban kendaraan yang bisa melalui jalan ini kurang lebih 7 ton, tetapi sekarang kendaraan dengan muatan di atas 7 ton malah menggunakan jalan ini.
Lebih lanjut, Nurjana menambahkan bahwa pihaknya telah bersurat ke Balai Jalan Nasional (BPJN) terkait pemindahan jalan nasional yang berada di lingkar Unaaha dan jalan Kabupaten yang ada di kelurahan Arombu dan Rahabangga agar kendaraan umum dari Kolaka yang memiliki beban sangat berat tidak lagi melewati jalan kabupaten. “Kita sedang upayakan agar jalan nasional di lingkar Unaaha bisa kita tukar dengan jalan poros Lakidende secara status,” terangnya.
Nurjana mengaku tidak mengetahui pelaksana kontrantor dan konsultan pengawas yang mengerjakan proyek pengaspalan jalan poros Lakidende. ” Maaf saya tidak tau kontraktornya,” ujarnya.
Proyek pekerjaan jalan poros Lakidende dikerjakan oleh PT Inti Panah Mandiri, dan mulai dikerjakan pada Desember 2019 dengan anggaran sebesar Rp 4 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Direktur PT Inti Panah Mandiri Robert Claro yang dihubungi via pesan WhatsApp mengungkapkan, kondisi tanah sangat mempengaruhi pekerjaan dan volume kendaraan yang melalui jalan itu. “Intinya pekerjaan tersebut telah selesai dan saat ini sementara tahap pemeliharaan. Jadi mau tidak mau menjadi tanggung jawab kami untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut,” kata Robert. (a)
Laporan Febri
Leave a Reply