Indosultra.com, Unaaha – Yayasan konservasi Kima atau Giant Clam Conservation (GCC) Desa Toli-Toli, Kecamatan, Lalonggasu Meeto, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara bersama penggiat lingkungan setempat melakukan penanaman 1.500 pohon mangrove dalam rangka memperingati hari mangrove sedunia.
Penanaman itu dilakukan dipesisir pantai Toli-toli, Sambori, Labengki dan Mataori bersama 8 orang NGO penggiat lingkungan dari Prancis dan Swiss.
Selain melakukan penanaman mangrove, para penggiat lingkungan pesisir pantai ini juga melakukan kampanye untuk tidak membuang sampah di pantai ataupun lautan.
Salah satu Penggiat Lingkungan di Wilayah itu Ulfiah SE mengungkapkan bahwa Mangrove sangat penting untuk dilestarikan, selain menjadi pelindung dari abrasi air laut, tanaman Mangrove juga memberikan perlindungan bagi habitat biota laut.
” Bagi masyarakat pesisir pantai, tanaman mangrove banyak manfaatnya, salah satunya melestarikan lingkungan pantai,” jelasnya.
Anggota DPRD kabupaten Konawe dari Partai Gerindra ini juga mengungkapkan kegiatan ini telah ia lakukan sejak tahun 2009 bersama yayasan konservasi Kima di Toli-Toli.
” Hal-hal kecil yang kita lakukan ini semoga bisa menggugah hati pemimpin-peminpin kita untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan,” harapnya.
Senada dengan hal itu Habib Nadjar warga setempat yang telah lama berkutat dibidang pelestarian lingkungan dan Konservasi Kima mengaku kesadaran pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan masih sangat rendah.
” Kesulitan kita karena dukungan pemerintah untuk hal ini sangat minim, khususnya terhadap konservasi biota laut Kima yang hari ini hampir punah karena diburu untuk dimakan dan dijual,” jelasnya.
Kima sendiri merupakan kerang laut berukuran raksasa yang tetdapat dilautan tropis Indonesia. Dari 10 jenis kerang yang ada di Dunia 9 diantaranya ada di Indonesia khususnya dilautan timur Indonesia.
” Kima memiliki kemampuan Filter seding atau bisa membersihkan air laut, setiap ekor Kima bisa membersihkan berton-ton air laut, Telur Kima menjadi makanan ikan serta Kima mampu memperbaiki terumbu karang yang rusak atau merehabilitasi kondisi karang yang hancur,” beber Habib.
Bagi Habib menjaga kelestarian lingkungan laut dan pantai merupakan tanggung jawab semua pihak, hal sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan perusakan mangrove dan terakhir tidak mengkonsumsi Kima.
” Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki semua ini, yang paling utama kita mau berbuat dan peduli,” imbuhnya.*(b)
Laporan : Febri
Leave a Reply