Indosultra.Com, Konawe Utara-Wakil Ketua ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), I Made Tarabuana, S.Si bersama Ketua Fraksi Bulan Bintan DPRD Konut, Hendrik Johanis, SH hadiri peresmian Pura Dalam.
Peresmian Pura Dalam berlangsung di Desa Puupi, Kecamatan Sawa. Acara itu dihadiri unsur pimpinan dan anggota DPRD Konut, Pemerintah Kecamatan, Desa, ratusan kepala keluarga warga suku bali, dan masyarakat umum.
Anggota DPRD Konut, Hendrik Johanis, SH mengatakan, suksesnya peresmian pura dalam merupakan bagian dari simbol terciptanya Kerukanan hidup umat bergama dan suku yang hermonis di Kabupaten Konut.
“Kabupaten Konawe Utara merupakan salah satu daerah yang menjadi contoh yang mampu menyatukan seluruh umat beragama dan suku hidup rukun tanpa ada perbedaan. Pemerintah pun tidak ada pilih kasih semua sama, dan semua di bantu,”ungkap Hendri saat menghadiri acara itu pada selasa (24/1/2023).
“Ini merupakan salah satu miniatur Indonesia dengan berbagai suku dan agama yang ada di Konawe Utara, tapi hidup rukun, saling membantu, menghargai, dan gotong royong nya luar biasa,”tambahnya.,
Hal senada juga diungkapkan, Wakil Ketua ll DPRD Konut, I Made Tarabuana. Disampaikan dalam sambutannya, pura dalam yang ada di Desa Puupi Kabupaten Konut, merupakan salah satu yang termegah, termewah di Sultra dengan bangunan yang minimalis dan moderen.
“Di Desa Puupi terdapat 100 kepala keluarga warga. Mereka dirikan pura secara swadaya. Ini luar biasa hidup goton royongmya dapat membangun hubungan persaudaraan yang kuat dan menghasilkan karya yang luar biasa,”ucapnya.
Sebagai Tokoh Pengurus Umat Beragam Bali, I Made Tarabuana mengharapkan agar terus menciptakan hidup yang rukun. Dia juga menghimbau, di tahun politik ini jangan terpengaruh isu-isu yang sifatnya provokasi.
“Selalu menjaga kebersamaan, dan selalu mendukung program Pemerintah Daerah. Jangan terpecah bela utamakan kordinasi dan komunikasi, serta pandai beradaptasi,”imbaunya kepada masyarakat Bali.
Hendrik Johanis juga kembali menambahkan, di Desa Puupi juga terdapat berbagai suku, mulai
tolaki, jawa, bali, muna, bugis. Namun, begitu luar biasa hidup bertoleransi dan saling mendukung kegiatan besar keagamaan, serta kesukuan.
“Kita juga kagum dan ambil pengalaman seperti, cara bertani yang hasilnya melimpah. Bayangkan hanya jual sayur, tapi bisa beli mobil. Ini yang perlu kita belajar,”ucapnya.
“Tentu dari pemerintah, kita harap ada perhatian khusus. Karena salah satu pemasok besar pala wija di konut juga ada di Desa Puupi. Hanya saat ini masih terkendala infrastuktur jalan taninya. Kami sudah diskusi, dan sudah lakukan pengerasan. Selanjutnya, kita perjuangkan peningkatan jalannya dan pertaniannya melalui aspirasi rakyat,”tutupnya.**(IS) (ADV)
Laporan: Jefri
Leave a Reply