Indosultra.com, Konawe Utara – Dinas Perikanan Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar seminar “Feasibility Study Budidaya Laut, “. Kegiatan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Seminar ini bertujuan untuk menggali potensi budidaya laut di wilayah Konut serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Acara seminar dilaksanakan pada, Selasa (17/12/2024), Pukul 10.00 Wita. Disalah satu hotel di Konawe Utara. Dihadiri Kepala Dinas Perikanan, beberapa perwakilan dari Dinas Bapperida Konut, Dinas Pariwisata Konut, Tim ahli dari Universitas Haluoleo (UHO) Kendari sebagai pemateri, Sekertariat, dan beberapa lingkup OPD Konut terkait.
Dalam forum tersebut para peserta sangat antusias mengikuti seminar serta terlibat aktif dalam sesi tanya jawab dan diskusi seputar persoalan pengembangan budidaya laut di Konut.
Kepala Dinas Perikanan Konut, Insauddin Tajuddin, S.St.Pi melalui Kepala Bidang Pengelolaan Kawasan Prikanan dan Pembenihan, Ir. Zul Chaidir, S. Pi.,M.Pi mengatakan kegiatan tersebut merupakan agenda akhir dari studi kelayakan kawasan budidaya laut yang ada di Konut. Sekaligus memastikan kelayakan pemanfaatan potensi budidaya laut di Konut masih layak atau tidak.
“Alhamdulillah dari hasil seminar ini, dari hasil yang didapatkan tim peneliti UHO yang telah kami lakukan kerjasama terkait studi kelayakan ini mereka masih memberi kesimpulan bahwa ada beberapa areal di wilayah Konut yang masih bisa berpotensi dijadikan budidaya hasil laut, “ujar Ir. Zul Chaidir, S. Pi., M.Pi, Selasa (17/12/2024) saat diwawancara usai kegiatan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan hal itu menjadi tantangan tersendiri buat Pemerintah Daerah (Pemda) Konut dalam hal ini Dinas Perikanan sebagai upaya mengembangkan budidaya laut, mengingat sumber daya alam Konut di sektor kelautan sangat luas dan potensial.
“Ini yang menjadi tantangan kami ke depan dalam hal ini Dinas Perikanan Konawe Utara sendiri, atau Pemda Konut bagaimana mengembangkan budidaya laut ini, mengingat sektor kelautan konut itu cukup luas walaupun secara administrasi kita tidak punya kewenangan untuk memiliki, tetapi kita punya masyarakat bisa mengolah wilayah-wilayah yang tertinggal untuk dijadikan atau dimanfaatkan menjadi area budidaya laut produktif,”lanjutnnya.
“Jadi tantangan kami sebagai, Dinas perikanan dan Pemda Konut harus kita jawab agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, “tambahnya.
Zul menerangkan luas area budidaya laut di Konut, yang memiliki potensi budidaya mumpuni yang bisa dimanfaatkan mencapai sekira 4 ribu sampai dengan 70 hektare yang tersebar di berbagai kecamatan di Konut.
“Untuk wilayah laut dalam itu sekitar 4 ribuan hektare untuk budidaya laut kemudian di daerah lain ada sekitar 70 an hektare yang tersebar di beberapa kecamatan yang memang potensial untuk dilakukan budidaya laut dan kondisi perairan masih memungkinkan untuk manfaatkan, “terangnya.
Ia juga menyebutkan diantara beberapa wilayah yang berpotensi di Konut yaitu wilayah Kecamatan Lembo dan Wawolesea.
” Untuk wilayah perairan laut yang dalam itu tersebar di 4 kecamatan yaitu Lasolo Kepulauan, Daerah Lembo, Wawolesea, dan di sekitar Kecamatan Sawa dan Motui,”sebutnya.
Untuk diketahui dalam kegiatan itu Tim ahli peneliti UHO Kendari menyimpulkan 6 point inti sebagai hasil observasi yang dilakukan.
Pertama, Luas lautan yang berhadapan Kabupaten Konawe Utara seluas 118.272 ha dan intertidal 1.906 ha merupakan daerah intertidal, termasuk lautan Kawasan Konservasi eluk Lasolo seluas kurang lebih 72.726,80 ha, atau 61 persen laut berkategori kawasan konservasi.
Kedua, Secara general, total luasan budidaya laut yang berkategori layak seluas 3,217.71 ha pada klaster Teluk Lasolo Luar dan Klaster Pulau Labengki dan Intertidal seluas 87.49 ha pada klaster Lembo-Wasolasea.
Ketiga, Pengembangan budidaya laut mempunyai tangtangan tinggi, berada di kawasan konservasi dan kawasan pertambangan, maka perlu mempertimbangkan.
Keempat, Berdasarkan analisis SWOT, berada di Kuadran I, mempunyai kekuatan untuk mengatasi kelemahan dan mampu memanfaatkan peluang, sehingga strateginya bersifa ofensif dan pada klaster Teluk Lasolo Luar dan Klaster Labengki dan klister lainnya berda pada Kuadran III.
Kelima, Usaha budidaya laut meningkatkan produksi, pendapatann pembudidaya dan memperbaiki kondisi lingkungan, terutama dengan menggunkan sistem budidaya terintegrasi.
Keenam, Kondisi lingkungan perairan areal budidaya laut sangat fluktuatif, cukup berisiko maka perlu m penerapan manajemen risiko pada usaha budidaya laut.***(IS/B/ADV)
Laporan : Ramadhan
Leave a Reply