Indosultra.com, Kendari – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan ( Konsel ) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank
bersinergi mendukung ekspor kopi dan pengembangan Desa Devisa.
Mewakili Kepala Perwakilan BI Provinsi Sultra, Deputi Direktur, Doni Sanjaya menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara ke empat sebagai produsen kopi dunia dengan pangsa pasar hingga 9 persen dari pasokan kopi dunia. Trend produksi kopi tumbuh positif selama 5 tahun terakhir, sesuai dengan data Kementerian Perdagangan tahun 2021.
“Badan Pusat Statistik (2020) mencatat bahwa terdapat delapan daerah terbesar penghasil kopi nasional, dan sebagian besar terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera yang sebagian besar berasal dari Perkebunan Rakyat,” kata Doni Sanjaya dalam rilis pers Rabu (10/8/2022) malam.
Berdasarkan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), lanjut Doni, menyebutkan bahwa jenis Kopi Robusta dan Liberica masih sangat potensial untuk dikembangkan di daerah Kawasan Timur Indonesia. Provinsi Sultra yang memilki topografi sebagian besar dataran rendah sangat potensial untuk menjadi salah satu daerah penghasil Kopi di Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk jenis Robusta menimbang lahan yang tersedia masih sangat luas.
“BPS (2020) mencatat bahwa areal perkebunan Kopi Provinsi Sulawesi Tenggara seluas 8.521 Ha dengan status kepemilikan Perkebunan Rakyat terbilang memiliki tingkat produktivitas yang masih rendah, yaitu 460 ton/ha,”lanjutnya.
Tentu saja produktivitas yang rendah dapat menghambat kontinuitas produksi, dan akhirnya turut menjadi penghambat akses ke pangsa pasar ekspor. Kabupaten Konsel merupakan salah satu daerah dengan potensi pengembangan komoditas Kopi yang tinggi. Pengembangan komoditas ini sejalan dengan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Konsel untuk mendorong “Satu Desa, Satu Komoditas untuk Mewujudkan Desa Maju” sekaligus menciptakan iklim pengembangan usaha yang kondusif, salah satunya di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, Kecamatan Landono.
“Budidaya Kopi telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sejak tahun tahun 2015 dan didukung oleh berbagai potensi, antara lain lahan perkebunan siap tanam tersedia hingga 212 ha. Terdapat petani penangkar bibit, tersedia tenaga kerja yang mendukung, adanya kelembagaan yang baik, tersedia pengecer pupuk dan pestisida, dan terdapat pengepul kopi lokal (local champion) melalui kemitraan bersama CV Kopindo Sukses Bersama dengan brand Kopi Tolaki,”katanya.
Meskipun demikian, kata Dony, masih ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, antara lain kualitas produk yang belum standar, kapasitas produksi yang belum mampu memenuhi permintaan buyer, dan kurangnya edukasi petani dalam budidaya dan pengembangan usaha kopi.
“Mengamati kondisi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank bersinergi dalam mendorong pengembangan Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya dalam program bersama yang diberi nama Desa Devisa,”terangnya.
Masih kata Doni, sebagai komitmen bersama dalam pengembangan Klaster Kopi di Kabupaten Konsel melalui program Desa Devisa, maka dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait Program Pengembangan Klaster Desa Devisa Komoditas Kopi di Kabupaten Konawe Selatan antara KPwBI Sultra, Pemerintah Kabupaten Konsel, dan LPEI pada 4 Agustus 2022 lalu bertempat di salah satu hotel di Kota Kendari.
Melalui MoU tersebut, maka selama tiga tahun ke depan seluruh pihak yang terlibat akan bersinergi dalam mendorong pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sehingga mampu menjangkau pasar ekspor melalui penguatan berbagai aspek, baik produk, konsistensi dan keberlanjutan produksi, pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antar lembaga, koordinasi antar lembaga desa devisa ekspor, produsen dan manajerial, maupun infrastruktur dan sarana penunjang lain.
” Berbagai upaya tersebut dilakukan demi mengenalkan Kabupaten Konsel kepada dunia, dengan semangat menjadikan Kopi Tolaki mampu Go Digital dan Go Export,”tutupnya.
Diketahui pada kesempatan itu turut hadir Doni Septadijaya Kepala KPWBI Prov Sultra, Doni Septadijaya, Bupati Kabupaten Konsel, Surunuddin Dangga dan Kepala Divisi Office of The Board LPEI, Dyza R.A Rochadi. (b)
Laporan: Ramadhan
Leave a Reply