Diduga Tak Transparan, Peserta Lulus Seleksi SPPI Batch 3 Sultra Tiba-Tiba Dinyatakan Gugur

Indosultra.com, Kendari – Proses perekrutan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch 3 Tahun Angkatan 2025 di Sulawesi Tenggara (Sultra) menuai sorotan tajam. Sejumlah peserta yang sebelumnya dinyatakan lulus seleksi, tiba-tiba digugurkan tanpa pemberitahuan resmi.

Salah satu peserta asal Kota Kendari, Arya Putra Ramadhan (22), menyampaikan kekecewaannya setelah namanya yang telah tercantum sebagai peserta lulus tiba-tiba hilang dari situs resmi SPPI.

“Semua tahapan sudah saya ikuti, dari pemberkasan, tes psikologi, tes kesehatan, hingga tes mental ideologi. Pengumuman pada 29 Maret menyatakan saya lulus. Tapi tiba-tiba nama saya dan beberapa teman hilang dari daftar,” ujar Arya saat diwawancarai, Kamis (10/4/2025).

Menurut Arya, jumlah kuota awal SPPI Batch 3 untuk Sultra sebanyak 417 peserta, dan sempat bertambah menjadi 476. Ia bersama puluhan peserta lainnya telah mempersiapkan diri untuk tahap lanjutan sesuai arahan resmi SPPI dan berkumpul di Lapangan Tenis Indoor Makorem 143/HO, Rabu pagi.

Namun, kejutan tak menyenangkan menanti. Setibanya di lokasi, mereka diberitahu bahwa nama mereka tidak lagi tercantum sebagai peserta lulus. Informasi baru itu berasal dari pengumuman mendadak tertanggal 7 April 2025, yang tidak pernah diinformasikan melalui situs resmi maupun email.

“Di pengumuman tanggal 29 Maret kami lulus, tapi tiba-tiba ada pengumuman baru yang kami tidak tahu-menahu. Tidak ada notifikasi, tidak ada email. Ini sangat janggal,” ungkap Arya dengan nada kecewa.

Ia mengaku telah mencoba mengkonfirmasi ke pihak Korem 143/HO, tempat pelaksanaan seleksi SPPI di Sultra, namun hanya ditemui oleh staf. Menurut informasi yang diterima, pengumuman akhir yang diakui adalah yang dirilis pada 7 April.

“Pihak bawahannya bilang yang dipakai itu pengumuman tanggal 7 April, bukan yang 29 Maret. Padahal, tidak ada informasi resmi soal perubahan itu,” tegasnya.

Arya dan puluhan peserta lain yang senasib mengaku kecewa dengan proses seleksi yang dinilai tidak transparan dan terkesan semrawut. Mereka berharap ada klarifikasi dari pihak penyelenggara pusat agar persoalan ini tidak mencederai kepercayaan publik terhadap program nasional tersebut.

“Yang paling menyakitkan, kami yang sudah lulus dan siap berangkat, tiba-tiba digugurkan tanpa alasan dan informasi yang jelas. Padahal ini program bergengsi. Ini harus dievaluasi,” tutup Arya.

Laporan: Krismawan

Koran Indosultra
error: Hak cipta dilindungi undang-undang !!