Ketgam:Bupati Konut, Ruksamin saat tengah memikul sayur yang sudah di panen dari hasil kebunnya ditemani tamu dari Pemerintah Desa Tetelupai saat datang bersilaturahmi.(Indosultra.Com).
Indosultra.Com, Konawe Utara-Di suasana Idhul Fitri dimanfaatkan setiap umat muslim untuk saling bersilaturahmi kepada sanak keluarga, kerabat ataupun teman dekat lainnya.
Terelebih jika ia seorang pejabat publik bupati dan lain sebagainnya, tentunya banyak tamu datang silih berganti di rumah jabatan untuk mengucapkan selamat hari lebaran dan saling bermaafan.
Namun, hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di Kabupaten Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra). Bupatinya yang dikenal bernama Ruksamin justru kepergok pikul sayur di suasana lebaran saat para tamu datang untuk bersilaturahmi.
Bukan di rumah jabatan yang megah, melainkan di kebun pertanian miliknya yang di kelolah sekitar beberapa tahun lalu. Ditempat itu, para tamu datang dari berbagai instansi mulai pemerintahan sampai swasta.
Tanpa mengenakan alas kaki dan baju yang sudah basah kerena keringat, Bupati Ruksamin terlihat membawa sayur jenis kacang panjang dengan jumlah banyak hasil panen dari kebunnya.
Topi yang terbuat dari daun Rema yang sudah kering digunakan untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Menyapa tamu dari kejauhan sambil tersenyum, pria berpendidikan doktor ini bergegas naik ke sebuah pondok tempat ia sering beristrahat. Di tempat itulah sang pemimpin Bumi Oheo dua periode ini menerima para tamunya.
Ditempat itu, tamu yang datang justru tergugah dengan kesederhanaan Bupati Ruksamin dan turut membantu untuk mengangkat sayur miliknya.
“Bagi saya, jabatan yang diberikan adalah untuk pengabdian kepada bangsa, daerah dan masyarakat. Sedangkan untuk kehidupan hari ini dan masa yang akan datang saya harus persiapkan, salah satunya dengan bertani seperti ini”ungkap Ruksamin tersenyum bahagian memandang hasil panen sayur miliknya.
Terlahir dari anak seorang guru yang hidup sederhana, rupanya tak merubah kepribadian sosok Ruksamin yang tetap tampil dan hidup dalam kesederhanaan. Hasil panen yang diperoleh dipergunakan untuk kebutuhan keluarga, serta membantu orang-orang yang membutuhkan.
“Rasa syukur apa yang kita peroleh adalah kunci untuk menikmati hidup dan anugerah yang diberikan sang pencipta. Semua butuh proses untuk mendapatkan hasil yang baik, sama halnya dengan bertani seperti ini,”ujarnya.
Sedikit menyinggung soal lahan pertaniannya, pria yang telah menempuh pendidikan Lemhanas ini menyampaikan, di kebun miliknya yang berada di Awila Puncak, Kecamatan Molawe, ditanami berbagai jenis sayuran diantaranya, cabai, tomat, labu, gambas, kacang panjang, coll dan jenis tanaman lainnya.
Pengelolaannya, dibantu oleh beberapa orang yang juga mahir dibidang pertanian dan memiliki proses 3 sampai 4 bulan untuk panen.
“Hasilnya kita jual ke pedagang-pedagang dan perusahaan. Ada juga masyarakat yang datang langsung membeli ke sini. Harganya lebih murah dari harga di pasar,”ucapnya.
“Intinya, jangan malu untuk berusaha, dan jangan takut gagal karena kegagalan bagian dari proses untuk mencapai kesuksesan. Berusaha, ikhtiar dan berdoa insyaallah pasti berhasil,”tutupnya sembari mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir Batin.**(IS).
Laporan: Redaksi
Leave a Reply