Abd. Azis Gelar Syukuran Melalui Budaya Adat Tolaki Lulo Sangia sebagai Wujud Kepemimpinan, Santri Ajak Masyarakat Lupakan Perbedaan

Indosultra.com, Kolaka Timur – Bupati Kolaka Timur, Abd. Azis SH, MH, bersama Ketua PKK, Hartini Azis, A,Ma. menggelar acara syukuran untuk merayakan terpilihnya kembali sebagai Bupati Kolaka Timur periode 2025-2030. Acara yang berlangsung di halaman rumah jabatan Bupati Kolaka Timur di desa Matabondu, Kec. Tirawuta, Pada Sabtu, (08/12/2024) Malam

Acara ini dihadiri oleh, Wakil Bupati Koltim Terpilih, Yosep Sahaka, beserta istri HJ. Hijrawati, Sekda Kolaka Timur, Andi Muh. Iqbal Tongasa, anggota DPRD Koltim, serta pejabat dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI-Polri, camat, dan kepala desa se-Kolaka Timur.

Bupati Abd. Azis tampak mengenakan baju kemeja putih, membuka acara dengan memainkan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya rangkaian acara, serta di ikuti dengan tarian “Lulo Sangia” yang dilakukan oleh peserta Ibu PKK Desa Mata Bondu. Penampilan tarian Lulo Sangia, yang merupakan bagian dari tradisi budaya adat Tolaki Mekongga, Sulawesi Tenggara

Tarian Lulo Sangia memiliki makna simbolis, menggambarkan Sebagai Penghormatan terhadap pemimpin yang baru terpilih sekaligus memohon doa untuk keselamatan bagi raja atau pemimpin dan kemaslahatan hidup bagi masyarakat kolaka timur serta terhindar dari bencana.Tarian tersebut membawa pesan moral yang dalam, bahwa pembangunan Kolaka Timur harus didasarkan pada semangat kebersamaan dan rasa saling mendukung antara pemerintah dan masyarakat.

Bupati Abd. Azis menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan masyarakat sehingga terpilih kembali. Ia menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan pembangunan di Kolaka Timur dengan mengedepankan nilai-nilai budaya. Menurutnya, kemajuan yang berkelanjutan hanya dapat tercapai dengan rasa kebersamaan.

Selain Itu, dalam acara tersebut, para tokoh adat turut memberikan pertunjukan musik tradisional, di mana alat musik gong dimainkan oleh para tokoh adat secara bergantian. menjadi simbol eratnya hubungan antara pemerintah dan masyarakat Kolaka Timur. Suasana ini mempererat kesatuan dan kekompakan dalam menghadapi tantangan pembangunan 5 tahun di masa depan yang akan datang.

Setelah prosesi adat selesai, Bupati Kolaka Timur melanjutkan acara dengan menggunakan alat musik elektronik modern (ELEKTON), mempersembahkan musik lulo, tarian lulo pun di laksanakan dan di ikuti Oleh ribuan masyarakat yang hadir dengan bergandengan tangan, kaki melangkah dan membentuk sebuah lingkaran. Gabungan antara tradisi dan modernitas ini menandakan bahwa Kolaka Timur siap maju dan berkembang dengan kekayaan budaya untuk pembangunan daerah yang lebih baik.

Bupati Abd. Azis berharap agar acara syukuran ini bukan hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai sarana untuk lebih mendekatkan pemerintah kepada masyarakat. Ia mengajak seluruh masyarakat Kolaka Timur untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan mendukung setiap langkah pembangunan yang berkelanjutan.

di tempat sama, wawancara media, Anggota DPRD Kolaka Timur dari fraksi PAN, Santri, mengatakan bahwa acara syukuran melalui adat tarian Lulo Sangia merupakan tradisi budaya Adat tolaki Sulawesi Tenggara yang bermakna

“Tradisi ini pertama kali muncul pada abad ke-16 ketika Raja Teporambe mengalami sakit panjang. Hingga kini, tradisi ini terus dilestarikan dan di pertahankan sebagai bentuk doa Keselamatan Pemimpin atau bupati kita dan harapan untuk kesejahteraan masyarakat Kolaka timur ,”Ujar Santri

Santri juga mengingatkan bahwa acara Lulo Sangia di rumah jabatan bupati menunjukkan tidak adanya sekat antara pemerintah dan masyarakat.

“Ayo, Kita malulo apalagi pintu rumah jabatan Bupati terbuka lebar bagi masyarakat Kolaka Timur dan intinya beda pilihan kandidat hanya sampai hari pencoblosan, pesta demokrasi telah selesai mari kita bersatu demi kabupaten kolaka timur yang kita cintai ini,” Ajaknya

Acara syukuran ini berlangsung meriah dan penuh keakraban, dengan suasana yang mencerminkan kekuatan persatuan masyarakat Kolaka Timur. Setiap gerakan dalam tarian Lulo Sangia yang di iringi musik elekton mengandung makna mendalam tentang kebersamaan yang menjadi modal utama.

Terakhir, Santri, mengajak seluruh masyarakat Kolaka Timur agar untuk terus tetap bersatu, bergandengan tangan dan mengedepankan semangat kebersamaan dalam membangun daerah Ini.

“Saya Ingatkan Kolaka timur adalah rumah bagi berbagai suku bangsa yang ada, baik itu, Tolaki, Bugis, Jawa, Bali, dan suku lainnya. Semboyan kita “Bhineka Tunggal Ika” dan perbedaan itu harus dijadikan kekuatan untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu daerah yang maju, sejahtera, dan penuh dengan kedamaian,” Tutup Santri.

Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, Kolaka Timur diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga keberagaman dan kearifan lokal. Masyarakat diharapkan terus berkontribusi dalam mewujudkan masa depan Kolaka Timur yang lebih baik dan lebih sejahtera bagi semua.

Laporan: Asrianto Daranga.

Koran indosultraKoran indosultra