Indosultra.Com, Kendari – Naiknya harga kedelai sejak bulan Februari 2022, diberbagai wilayah turut dirasakan pengusaha tempe di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Akibatnya, harus mengurangi ukuran tempe.
Salah satu pengrajin tempe asli H.B di Kota Kendari, Lia Hasanah mengatakan, harga kedelai dipasaran sebelumnya pada oktober 2021 lalu Rp10.500, Per Kilogram, saat ini dibulan Februari mengalami kenaikan yaitu Rp12.000 Per Kilogram.
“Sekarang Rp12.000, naiknya Rp1.500 Per Kilo, naik 75 per karung naiknya, dulu Rp525 Ribu per karung, sekarang Rp600 Ribu,”kata Lia Hasanah saat dikonfirmasi via telpon, pada selasa (22/2/2022), Pukul 02.05 Wita.
Meskipun harga kedelai naik, dirinya tidak bisa menaikan harga di pasaran. Untuk mentaktisi, dirinya mengurangi ukuran tempe dari yang biasanya 300 ons menjadi 290 ons dengan harga jual tetap. “Ia ukuran tempenya dikurangin menyesuaikan, volume tempenya, misalkan yang asalnya 300 gram nih, nah dikurangin sekarang jadi 290 gram,”ungkapnya.
Baginya, menaikkan harga dipasaran sangat berat sebab, masyarakat kurang tahu jika harga kedelai telah naik sehingga perlu penyusuaian lama dan kekompakkan dari para pengusaha tempe lainnya.
“Iya butuh waktu lagi, makanya untuk sementara diperkecil, bentuknya dikirangin, sebab dipasaran juga naik turun, kadang naik kadang juga tidak,”ujarnya.
Dia juga menambahkan agar pemerintah daerah (Pemda) bisa memberikan solusi kepada para UMKM di Kota Kendari agar tidak kesulitan memperoleh bahan baku kedelai dan harga bisa kembali stabil.
“Minimal perhatian secara mental lah, kami UMKM di sambangi, didatangi,bagaimana ini pak kedelai nih, ada kendala apa, kan begitu, apa yang kurang jangan adem ayem, sehingga ada kemistri antar pemda dan UMKM,”tambahnya.
Meski ukuran tempe diperkecil permintaan konsumen dipasaran sejauh ini masih stabil.*(b)
Laporan : Ramadhan
